Askep Bedah Plastik

Laporan Pendahuluan
Bedah Plastik

A. Definisi 
 Bedah plastik merupakan tindak bedah dengan tujuan mengubah dan memperbaiki  bentuk (rekonstruksi bentuk). Deformitas yang perlu diperbaiki ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, trauma, penyakit infeksi atau keganasan. Membedah sesuatu yang pada hakikatnya normal dan mengubahnya menjadi suatu keadaan yang diinginkan oleh yang bersangkutan disebut bedah estetik atau bedah kosmetik. 

Bedah Plastik merupakan suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan operasi Rekonstruksi dan Estetik. Istilah ”Plastik” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu plasticos yang berarti dapat diubah/dibentuk, bukan dengan menggunakan bahan dari plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh sendiri (lemak, tulang rawan, kulit, dll) atau bahan artificial (implant) seperti silikon padat untuk memancungkan hidung atau silikon gel untuk membesarkan payudara.

B. Indikasi Bedah Plastik
1. Rekonstruksi mutilasi pascabedah, pascatrauma, dan pasca infeksi. 
2. Rekonstruksi cacat bawaan 
3. Pengelolaan cedera jaringan lunak wajah 
4. Pengelolaan luka bakar dini dan lambat 
5. Replantasi jari dan ekstremitas 
6. Bedah kosmetik sikatriks, payudara, wajah, kelopak mata dan hidung 
7. Isap – lemak 

C. Jenis   Bedah  Plastik 
Saat ini terdapat 7 peminatan klinis di bidang bedah plastik, yakni : Bedah Kraniofasial, Bedah Mikro, Bedah Tangan, Luka Bakar, Rekonstruksi Pascaablasi Tumor, Bedah Genitalia Eksterna dan Bedah Estetika.
Jenis bedah plastik berdasarkan tujuan dan prosedur : 
1. Operasi Rekonstruksi 
Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk /penampilan serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi normal.
Jenis-jenis pembedahan rekonstruksi 
a. Rekonstruksi kelainan bawaan seperti sumbing bibir dan langitan, hipospadi (alat kelamin pria melengkung), hemangioma (kelainan pembuluh darah pada kulit).
b. Cacat akibat trauma/kecelakaan seperti luka bakar, kontraktur akibat luka bakar, pengangkatan tumor, ablati payudara.
c. Cacat karena Infeksi seperti noma, dimana penderita mengalami disfigurasi yang memprihatinkan.
d. Bedah Kraniofasial dan bedah maksilofasial, khusus menangani kelainan bawaan bentuk kepala dan muka (patah tulang muka akibat kecelakaan).
e. Bedah mikro (seperti traumatik amputasi jari yang memerlukan penyambungan pembuluh darah).
f. Transexual

2. Operasi Estetik
Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat), namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna.
Pembedahan Estetika dibedakan dalam 2 kategori yaitu :
1. Pembedahan yang disebabkan proses penuaan, bertujuan memperbaiki struktur otot maupun kulit yang sedang mengalami proses degenerasi (kehilangan elastisitas sehingga kendur), seperti facelift (pengencangan muka) atau blepharoplasti (perbaikan kelopak mata).
2. Tindakan bedah estetik yang bukan karena proses penuaan tetapi untuk kelainan bentuk anatomi tubuh yang kurang harmonis seperti pembuatan kelopak mata, bedah estetik hidung, dagu, payudara. Tindakan bedah estetik lainnya antara lain body contouring/reshaping dengan membuang lemak yang berlebihan (liposuction) atau tummy tuck (operasi pada dinding perut) dan bedah kraniomaksilofasial untuk tujuan estetik (operasi rahang dan dagu).

D. Jenis Tindakan Bedah Plastik Kulit
1. Umum 
Cangkok kulit (transplantasi kulit) merupakan bagian yang penting dalam bedah plastik. Cara ini antara lain diperkenalkan oleh Reverdin dan Thiersch yang melakukan cangkok sebagian tebal kulit. 
Peluasan jaringan dengan peregang memudahkan penutupan defek pada tempat tertentu karena kulit diregang  lebih dahulu. 
Bedah – mikro vaskuler yang secara klinis dikembangkan sejak tahun enam puluhan membuka lembaran baru dalam upaya rekonstruksi yang lebih luas. Rekonstruksi dengan bedah – mikro vaskuler merupakan sarana penting bagi berbagai disiplin ilmu, termasuk bedah plastik. Salah satu manfaat bedah – mikro vaskuler adalah transfer jaringan sebagai usaha rekonstruksi satu tahap. 
Ilmu pengembangbiakan / kultur jaringan memberikan kemungkinan tambahan pada cangkok kulit. Dengan kultur jaringan dapat dilakukan autotransplantasi. 
Perluasan kulit dengan peregang subkutan 
a. Operasi untuk menempatkan alat peregang : cacat atau luka yang akan di eksisi. 
1) Sayatan dipakai untuk menempatkan peregang subkutan. 
2) Kulit dan subkutis dilepaskan dari dasar untuk memperoleh ruang untuk peregang di dekat cacat atau defek.
3) Peregang yang terdiri atas : 
4) balon yang dapat di isi dengan cairan secara berangsur – angsur sehingga dalam beberapa minggu meregangkan kulit menjadi luas.
5) Selang 
6) Reservoar dengan dinding tebal yang digunakan untuk menyuntikkan cairan kedalam balon. 
b. Alat peregang in situ : peregang telah ditempatkan subkutan dan luka dijahit kembali.
c. Pandangan dari atas : alat peregang in situ : cacat atau luka yang harus dieksisi, peregang sub kutan, luka telah dijahit kembali. 
d. Peregang diisi berangsur – angsur 
e. Peregang telah memperluas kulit secara maksimal 
f. Eksisi dan penutupan kembali : 
- Cacat atau luka dikeluarkan secara eksisi 
- Peregang dikeluarkan
- Kulit luas hasil peregangan 
g. Pandangan terdiri atas : 
- Alat peregang in situ
- Bekas luka yang dipakai untuk menempatkan alat peregang 
- Sayatan eksisi defek atau cacat 
- Bagian pinggir cacat atau defek yang turut di eksisi 
- Sayatan supaya kulit yang dilonggarkan dapat digeser menutup luka 
- Flep 
- Arah penggeseran flep 
h. Hasil akhir penggeseran kulit yang luas : bekas luka penempatan alat peregang dan luka eksisi cacat atau defek dijahit kembali. 
i. Hasil akhir (pandangan terdiri atas) : bekas luka penempatan alat peregang dan jahitan di luka eksisi dan sayatan di luka untuk pindahkan kulit yang diluaskan. 

2. Cangkok kulit 
Cangkok kulit umumnya merupaka autotransplantasi. Pemindahan kulit dapat dicapai melalui tiga metode baku, yaitu cangkok jaringan lepas dengan cara penyambungan pembuluh darahnya. 
1. Cangkok kulit lepas 
Cangkok kulit lepas (skin grafting) merupakan pemindahan kulit secara bebas. Contohnya ialah cangkokan Thiersch. 
Pada cangkok sebagian tebal kulit, makin tipis cangkoknya, makin besar kemungkinan berhasilnya cangkok : namun makin banyak terjadi pengerutan dan perubahan warna kulit. Sebaliknya, makin tebal cangkoknya, makin kecil keberhasilan transplantasi, tetapi makin sedikit pengerutan dan perubahan warna. Cangkok sebagian tebal kulit dapat diambil dari bagian mana saja dari tubuh, tetapi lazimnya dari daerah paha, pantat, punggung atau perut. 
Pengambilan sebagian kulit dari daerah donor dapat dilakukan dengan dermatom, tetapi dapat juga dengan pisau lebar yang tipis untuk cangkok Thiersch. 
Cangkok seluruh tebal kulit adalah cangkok terdiri atas lapisan epidermis dan dermis. Dengan alat dermatom, ketebalan kulit yang akan diambil dapat diatur. Vaskularisasi yang baik di daerah resipien, tidak adanya infeksi, dan keadaan umum penderita yang memadai dan fiksasi merupakan syarat keberhasilan transplantasi. 
Pencangkokan seluruh tebal kulit terdiri atas kulit tanpa lapisan lemak di bawahnya. Daerah – daerah retroaurikuler, supraklavikuler, bagian medial lengan atas dan lipat paha merupakan daerah donor yang sering digunakan. Cangkok diambil setelah digambar terlebih dahulu suatu pola yang sesuai dengan defek yang akan ditutup. 
Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan – irisan yang bila diregang akan membentuk jala sehingga luasnya mencapai 1,5 kali hingga 6 – 9 kali luas semula. Cara cangkok jala yang disebut mesh ini amat bermanfaat bila kulit donor sangat terbatas, misalnya pada luka bakar yang luas. 
2. Flep 
Flep adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya yang diangkat dari tempat asalnya, tetapi tetap mempunyai hubungan vaskularisasi dengan tempat asal. Flep yang dipindahkan akan membentuk vaskularisasi bari di tempat resipien. Flep bisa berupa flep muskulokutan, fasiokutan, bahkan dapat pula flep yang mengandung tulang. Atas dasar vaskularisasinya , dibedakan flep acak yang mengandalkan kapiler pembuluh darah disekitarnya dan flep bersumbu yang mengandung arteri nutrisi di dalamnya. Flep acak dapat berupa flep lokal, flep rotasi, flep transposisi dan flep jauh.  
3. Cangkok jaringan lepas 
Cangkok jaringan bebas atau flep lepas adalah bentuk flep pulau yang diambil dan dilepasan dari daerah donornya. Cangkok yang bertangkai arteri dan vena ini dapat dipasang pada tempat lain, kemudian pembuluh darah yang berdiameter kecil ini disambung dengan pembuluh darah di daerah resipien secara bedah – mikro vaskuler. Teknik ini dapat dilakukan pada flep kulit atau flep muskulokutan. 
3. Implan 
Untuk menunjang upaya bedah rekonstruksi dan bedah estetik. Pada keadaan tertentu diperlukan bahan sintetis. Bahan yang ditanam ke dalam tubuh harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya tidak atau sedikit menimbulkan reaksi tubuh, tidak magnetis, tidak menghantar listrik, dan tidak kanserogenik. 
Bahan yang lazim dipakai adalah silikon, akrilik, dan logam campuran seperti titanium. Contohnya, implan prostetis payudara setelah mastektomi atau sebagai augmentasi dan protesis testis setelah orkidektomi. 

E. Yang berwenang melakukan bedah plastik 
Yang diperbolehkan mengerjakan operasi Bedah Plastik adalah dokter yang sudah menjalani pendidikan Bedah Plastik yaitu mengikuti bedah dasar selama 2 tahun dan Bedah Plastik selama 3 tahun minimal.
Selama tindakan dikerjakan oleh dokter spesialis bedah plastik dengan mengikuti hukum alam, proses penyembuhan luka maka tidak ada bahaya seperti yang sering terjadi di kalangan tenaga nonmedis (masyarakat awam, salon, dsb) yang berani menawarkan hasil yang instan dengan menggunakan bahan suntikan seperti silikon cair, kolagen untuk memancungkan hidung atau membesarkan payudara.
Silicon cair sendiri telah lama ditinggalkan (1971) karena merusak kulit. Akibat reaksi kulit yang terjadi sering perlu dilakukan tindakan pembuangan jaringan di kemudian hari, sedangkan implan kolagen lebih bersifat untuk rejuvenasi kulit bukan untuk augmentasi dan perlu pengulangan tindakan setiap 3 bulan.
Berdasarkan proses penyembuhan luka, beberapa jenis operasi rekonstruksi maupun estetik perlu beberapa tahap operasi. Operasi pertama yang langsung mengatasi keluhan, operasi kedua untuk perbaikan atau refinement. Sesuai dengan kaidah proses alami penyembuhan luka sebaiknya ada jeda waktu antara tahap-tahap operasi 6-12 bulan, dimana parut sudah matur.

F. Resiko  bedah plastik
1. Efek samping anastesi.
Pembedahan merupakan prosedur invasif, yang berarti tidak menyakitkan. Hal ini membutuhkan obat penenang atau anastesi untuk menjaga kenyamanan pasien. Resiko yang menyertai anastesi meliputi denyut jantung yang abnormal, serangan jantung, kerusakan otak,kerusakan saraf, stroke, lumpuh sementara, pembekuan darah dan penyumbatan saluran napas.
2. Pendarahan
Pendarahan adalah fenomena biasa untuk beberapa jam setelah operasi dan kadnag-kadang dapat mengakibatkan komplikasi. Pembekuan darah dan akumulasi di bawah kulit dapat menyebabkan kondisi yang sering disebut hematoma sehingga warna kulit berubah menjadi biru atau ungu. Daerah warna ini mengalami karakteristik rasa sakit tetapi rasa sakit akan berkurang secara bertahap setelah antibody kita membaik. Namun, jika kondisi tetap dan hematoma tumbuh berkesinambungan, maka memampatkan jaringan sekitarnya dan mengganggu aliran oksigen melalui darah dari beredar di area tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mati rasa, pembengkakan, radang dan kematian kulit. Selain itu adanya hematoma besar dapat meningkatkan resiko masalah lain seperti infeksi, pemisahan luka, dan nekrosis.
3. Infeksi
Sebuah efek samping yang sangat jarang namun sangat serius, infeksi sangat jelas pada hari-hari setelah operasi.
4. Nekrosis
Nekrosis ini adalah kematian jaringan karena kekurangan pasokan oksigen ke daerah yang dioperasikan. Resiko ini sangat jarang terjadi di operasi kosmetik normal, tetapi di operasi plastik yang melibatkan face lift, pengurangan payudara, meliputi perut, ada kemungkinan nekrosis. Perokok sangat rentan terhadap kemungkinan ini sebagai penyempitan pembuluh darah dan suplai oksigen relatif kurang.
5. Jaringan parut
Pada akhirnya jaringan parut tidak bisa dihindari. Ahli bedah plastik mencoba memotong kulit di daerah-daerah yang dapat dengan mudah tersembunyi atau kurang jelas, seperti di bawah payudara untuk pembesaran payudara. Namun, pemotongan masih mengakibatkan luka permanen.
6. Kerusakan syaraf
Kerusakan syaraf merupakan kasus yang ekstrim dan dapat terjadi itandai oleh mati rasa dan kesemutan. Pada umumnya kerusakan saraf dapat berlangsung tidak lebih dari 1 tahun. Kelemahan atau kelumpuhan otot tertentu mungkin dialami jika syaraf yang berkaitan dengan gerakan otot terganggu. Hal ini dapat diobati dengan  operasi rekonstruksi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Askep Bedah Plastik