Definisi Rinitis
Rinitis atau hidung tersumbat adalah suatu gejala yang paling sering ditemukan dan etiologinya dapat alergi ataupun non-alergi.(Swartz, Mark H,1995).
Rinitis adalah peradangan pada selaput lendir hidung. (Dorland, 2002 ).
Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokkan baik sebagai rinitis alergik maupun non alergik.(Brunner & Suddart,2001:548).
Menurut WHO tahun 2001, rinitis adalah kelainan hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E. (Efianty Arsyad Soepardi,dkk.,2010:128).
Etiologi
1) Rinitis alergi
Rinitis alergi adalah penyakit peradangan yang diawali oleh dua tahap sensitisasi yang diikuti oleh reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu :
a) Immediate Phase Alergic Reaction, Berlangsung sejak kontak dengan alergen hingga 1 jam setelahnya.
b) Late Phase Alergic Reaction, Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.
Berdasarkan cara masuknya alergen dibagi atas :
a) Alergen inhalan, masuk bersama udara pernapasan, misalnya tungau, debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit binatang ( kucing, anjing), rerumputan serta jamur.
b) Alergen ingestan, masuk ke saluran cerna berupa makanan, misalnya susu sapi, telur, coklat, ikan laut, dan udang.
c) Alergen injektan, masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin dan sengatan lebah.
d) Alergen kontaktan, masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik, perhiasan.
(Efianty Arsyad Soepardi,dkk.,2010:129).
2) Rinitis non alergi
a) Rinitis Vasomotor
Pada rinitis vasomotor, gejala dapat dicetuskan oleh berbagai rangsangan non spesifik, seperti obat-obatan, faktor fisik, faktor endokrin, faktor psikis seperti emosi.
b) Rinitis Medikamentosa
Pemakaian vasokonstriktor (tetes hidung/ semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.
Klasifikasi Rinitis
1. Menurut sifatnya rinitis dapat dibedakan menjadi :
a) Rinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.
b) Rinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor. (Nunanana:2012).
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala rinitis adalah bersin-bersin, kongesti nasal, mengeluarkan sekresi hidung yang berlebih (rinore), timbulnya rasa gatal pada: hidung, palatum, faring, serta telinga, mata yang gatal dan kemerahan, serta keluarnya air mata dapat juga terjadi. Sehingga menyebabkan rasa yang tidak enak. Pada penderita rinitis yang khas datang dengan penyumbatan hidung bilateral akibat dari edema basah membran mukosa. Seringkali, mukosa yang berlebih ditumpuk pada dasar hidung, membran mukosa berwarna kebiruan dan agak pucat. Dan menyebabkan gejala sistemik seperti malaise, gelisah, dan selera makan berkurang, nyeri kepala, suara hidung. (Behrman Kliegman Arvin,1999:773)
Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi /adanya secret yang mengental
2) Gangguan persepsi sensori penciuman b.d penurunan fungsi penciuman
3) Gangguan pola tidur b.d kesulitan bernapas saat tidur
4) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
terima kasih, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,
Rinitis atau hidung tersumbat adalah suatu gejala yang paling sering ditemukan dan etiologinya dapat alergi ataupun non-alergi.(Swartz, Mark H,1995).
Rinitis adalah peradangan pada selaput lendir hidung. (Dorland, 2002 ).
Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokkan baik sebagai rinitis alergik maupun non alergik.(Brunner & Suddart,2001:548).
Menurut WHO tahun 2001, rinitis adalah kelainan hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E. (Efianty Arsyad Soepardi,dkk.,2010:128).
Etiologi
1) Rinitis alergi
Rinitis alergi adalah penyakit peradangan yang diawali oleh dua tahap sensitisasi yang diikuti oleh reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu :
a) Immediate Phase Alergic Reaction, Berlangsung sejak kontak dengan alergen hingga 1 jam setelahnya.
b) Late Phase Alergic Reaction, Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.
Berdasarkan cara masuknya alergen dibagi atas :
a) Alergen inhalan, masuk bersama udara pernapasan, misalnya tungau, debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit binatang ( kucing, anjing), rerumputan serta jamur.
b) Alergen ingestan, masuk ke saluran cerna berupa makanan, misalnya susu sapi, telur, coklat, ikan laut, dan udang.
c) Alergen injektan, masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin dan sengatan lebah.
d) Alergen kontaktan, masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik, perhiasan.
(Efianty Arsyad Soepardi,dkk.,2010:129).
2) Rinitis non alergi
a) Rinitis Vasomotor
Pada rinitis vasomotor, gejala dapat dicetuskan oleh berbagai rangsangan non spesifik, seperti obat-obatan, faktor fisik, faktor endokrin, faktor psikis seperti emosi.
b) Rinitis Medikamentosa
Pemakaian vasokonstriktor (tetes hidung/ semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.
Klasifikasi Rinitis
1. Menurut sifatnya rinitis dapat dibedakan menjadi :
a) Rinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.
b) Rinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor. (Nunanana:2012).
Tanda dan gejala rinitis adalah bersin-bersin, kongesti nasal, mengeluarkan sekresi hidung yang berlebih (rinore), timbulnya rasa gatal pada: hidung, palatum, faring, serta telinga, mata yang gatal dan kemerahan, serta keluarnya air mata dapat juga terjadi. Sehingga menyebabkan rasa yang tidak enak. Pada penderita rinitis yang khas datang dengan penyumbatan hidung bilateral akibat dari edema basah membran mukosa. Seringkali, mukosa yang berlebih ditumpuk pada dasar hidung, membran mukosa berwarna kebiruan dan agak pucat. Dan menyebabkan gejala sistemik seperti malaise, gelisah, dan selera makan berkurang, nyeri kepala, suara hidung. (Behrman Kliegman Arvin,1999:773)
Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi /adanya secret yang mengental
2) Gangguan persepsi sensori penciuman b.d penurunan fungsi penciuman
3) Gangguan pola tidur b.d kesulitan bernapas saat tidur
4) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
terima kasih, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,